Kini Nahdlatul Ulama (NU) berusia seratus tahun (satu abad) menurut hitungan hijriyah dan berusia 97 tahun menurut hitungan tahun masehi. Karena NU lahir pada tanggal 16 Rajab 1434 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. Jadi usia NU menurut hitungan tahun masehi masih berusia 97 tahun dan akan merayakan resepsinya pada tahun 2026 M mendatang.
Mengapa perlu dirayakan satu abadnya? Karena mengamalkan hadits Nabi saw. Bahwa Allah SWT. mengutus kepada umat ini setiap ujung seratus tahun pembaharu agamanya. Menurut pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar, bahwa pembaharu itu bisa dimakmanai perorangan juga bisa diartikan kelompok atau organisasi.
Jadi bagi kaum nahdliyin, NU itu kelompok atau organisasi yg telah memberi arah jalan beragama yang benar dengan ciri tawassuth berasaskan Ahlussunnah Waljemaah yang menjadi kelompok mayoritas (al-Sawadul A’zham). Nah, bergabung dengan organisasi meoritas adalah perintah Nabi saw agar umatnya mendapat arah yang benar dalam beragama (‘alaikum bil-sawadil a’zham).
Kini sudah Satu abad NU berkhidmah membimbing umat dan menyangga negara sehingga tetap kokoh bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan wadah NU, para pendiri mampu menyatukan gerakan para Kiai yang berbasis pesantren untuk berjungan secara nasional bahkan internasional untuk mengasuh masyarakat dan menyatukan anak bangsa untuk berjuang meraih kemerdekaan dan mengsisinya.
Perayaan satu abad ini adalah ungkapan kebahagiaan, yang dalam istilah agama disebut tahadduts binni’mah dalam rangka mensyukuri nikmat petunjuk dan pertolongan (hidayat dan ma’unah) Allah SWT. Berharap Allah terus menjaga NU dan warganya sampai hari ba’ats kelak. Perayaan satu abad juga untuk merefleksikan kecintaan kepada para ulama pendiri (muassis) NU dan para penerusnya sehingga generasi kegenerasi menghormati dan meneladani generi sebelumnya seraya mendoakan atas semua jerih payak perjuangannya agar diterima oleh Allah SWT.