“Jangan pernah berpikir mengubah dunia jika cara pandangnya kepada dunia belum berubah.”
Cholilnafis.com, Jakarta-Ramadhan 1441 H. ini teristimewa bagi warga muslim se-dunia. Pahala berlipat ganda tiada tara. Keluarga semakin solid dan pendidikan kemanusiaan makin terasa dalam nuansa keluarga inti nan bahagia. Ibadah serasa lebih khusyu’ dan bisa lebih fokus pada tugas-tugas pekerjaan dan bisa langsung menjalankan ibadah Puasa dan mengisi kegiatan Ramadhan.
Puasa kali ini mendapat dua pahala besar buah kesabaran. Pertama, kita sabar menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadhan krn itu separuh kesabaran. Kedua, sabar menghadapi cobaan mewabahnya Covid-19. Balasan orang sabar mendapat pahala yang tak terbatas dari Allah SWT. suarat Al Zumar :10. “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.
Physical distancing, selama puasa Ramadhan menjaga jarak fisik membuat kita harus di rumah saja. Kebiasaan tarawih berkerumun dan guyup berbuka bersama di masjid atau undangan ke rumah tak dapat lagi bisa di laksanakan. Namun bahagianya, pahala kita tetap mendapatkan dari ibadah yang biasa kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Rasulullah saw. Bersabda:
إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
Artinya: “Jika seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” [HR. Bukhari]
Jadi, di rumah saja bisa dapat pahala i’tikaf di masjid dan shalat berjemaah. Itulah rahmat Allah kepada hambanya. Meskipun tentunya rasanya berbeda. Begitulah beragama itu berdasarkan ilmu yang digali dari wahyu Allah SWT. Bukan dari perasaan. Sebab perasaan itu acapkali dipengaruhi oleh kebiasaan.
Di rumah saja itu nikmat. Tak pernah dialami pada Ramadhan sebelumnya. Kini masing-masing keluarga umat Islam dapat memaksimalkan keakraban bahkan pendidikan karakter lebih makaimal di keluarga, kecuali yg masih jomblo he hehe. Dalam keluarga terasa perlu ada yg bisa ngaji untuk jadi imam bahkan pemberi ceramah karena tak bisa mengandalkan lagi dari masjid sebelah.
Di rumah saja dapat memaksimalkan mengikuti pengajian atau mengisi pengajian via daring. Sebab waktu lebih efektif mengikuti dari berbagai pengajian dimana saja karena tak butuh waktu lagi untuk melakukan perjalanan. Masjid terus dimakmurkan dengan berbagai aktifitas rutin seperti adzan, tarkhim dan shalawatan tapi hanya dulakukan oleh ustadz dan takmir masjid saja. Sedangkan jemaah bisa mengikutinya dari rumahnya masing-masing tanpa datang ke Masjid.
Kini puasa lebih khusyu’ dan lebih banyak kesempatan untuk menggapai lailatul qadar. Selama Ramadhan tak banyak ke sibukan di luar rumah sehingga bisa lebih fokus pekerjaan dan ibadah. Selama berpuasa dan padi akhir bulan Ramadhan tak disibukkan dengan persiapan mudik sehingga pada Ramadhan kali ini bisa dimaksimalkan dengan bekal ibadah untuk menjemput lailatul qadar.
Tak ada masalah yang berat kalau dihadapi dengan sabar dan tawakkal. Semua orang pasti menghadapi masalah dan ujian namun yang berbeda cara menyikapinya. Cara pandang seseorang pada masalah yang dapat mengubah masalah menjadi peluang bahkan menjadi nikmat.
Jangan pernah berpikir mengubah dunia jika cara pandangnya kepada dunia belum berubah.
Ttd
Cholil Nafis