“Jaga ketentraman dan kekhusyukan berpuasa guna meraih tingkatan orang yang paling istimewa dalam menjalankan ibadah puasa”
CHLILNAFIS.COM, Jakarta-Sore ini saya mengisi acara buka puasa bersama menteri dan pejabat Menkopolhukam dengan para awak media. Acara rutin bagi budaya umat Islam di bulan Ramadan digunakan untuk mengeratkan silaturahmi sekaligus menjelaskan situasi keamanan terkini.
Dalam ceramah singkat, saya menyampaikan penting mengambil pelajaran dari puasa yang kita lakukan. Ada dua pelajaran penting dari Ramadan yang kita laksanakan dengan puasa. Pertama, selama bulan Ramadan umat Islam paling disiplin dan paling tepat waktu, yaitu saat buka puasa.
Training disiplin dan taat hukum inilah ajaran puasa yang bisa kita ambil dalam konteks Pemilu. Siapapun yang curang harus ditindak melalui jalur hukum, sekaligus siapapun harus menghormati pemenang yang nantinya diumumkan oleh penyelenggara Pemilu. Kita wajib mempercayai lembaga yang telah kita bentuk dan sekaligus mengkritisinya. Tapi tak boleh menihilkan lembaga negara karena itu berakibat pada kekacauan massa.
Pemerintah wajib mendisiplinkan setiap orang yang melanggar hukum tanpa tebang pilih dan harus menjamin terpeliharanya stabilitas sosial dan masyarakat. Itulah fungsi negara atau imamah menurut al Mawardi untuk menjaga ketentraman masyarakat (siyasatid dunya).
Kedua, saat ibadah puasa harus mampu mengontrol emosi. Makanya saat berpuasa ini kita jangan mengganggu orang lain. Bahkan saat dirinya dicela orang lain maka jangan melakukan perlawanan, cukup dijawab bahwa dirinya sedang berpuasa. Inilah fungsi mendidik emosi dan ego bagi yang beriman. Jaga ketentraman dan kekhusyukan berpuasa guna meraih tingkatan orang yang paling istimewa dalam menjalankan ibadah puasa.
Urusan pemilu harusnya selesaikan dengan jalur hukum yang berlaku dan kita wajib menaati hukum negara. Jika ada pelanggaran hukum, maka pemerintah wajib menegakkannya guna menjaga keamanan dan kedaulatan negara. (Adm/Fz)