Pertanyaan :
Pak Kiai di bulan Rajab ini banyak kyai menceritakan tentang Isro’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Saya percaya semua itu, namun yang menjadi pertanyaan, apakah kejadian itu hanya ruhnya saja (mimpi) atau ruh dan jasad Rasulullah ?
Agung, Remas Kemayoran Surabaya
Jawaban :
Mas Agung yang budiman, peristiwa Isra’ Mi’raj ( perjalanan Rasulullah dari masjid al Haram ke masjid al Aqsha ) dan Mi’raj (naiknya Rasulullah ke Sidratul Muntaha ) yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun dua belas kenabian ( setahun sebelum Hijrah ) adalah peristiwa metafisik dan salah satu mukjizat Rasulullah yang benar nyata kejadiannya dan diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat pertama dan surat al-Najm ayat 1-14, juga diceritakan melalui beberapa hadits Rasulullah yang shahih dan mutawatir, diriwayatkan tidak kurang dari 20 sahabat. Jadi, kita sebagai umat Rasulullah wajib mempercayainya, sebagaimana Sayidina Abu Bakar langsung mempercayainya setelah diceritakan oleh Rasulullah sehingga mendapat gelar ‘al Shiddiq’.
Mas Agung kalau Anda sudah percaya dan yakin akan kejadian Isra’ Mi’raj berarti Anda termasuk mushaddiqin dan mukminin. Namun dalam beberapa hal memang ada yang masih dipertanyakan, termasuk yang Anda tanyakan, yaitu apakah Rasulullah Isra’ Mi’raj dengan ruhnya saja atau ruh dan jasadnya ? dalam masalah ini ada beberapa pendapat ulama’ :
- Pendapat Muawiyah, ”Aisyah, al Hasan dan Ibnu Ishaq bahwa Rasulullah Isro’ Mi’raj hanya dengan “ruh”nya saja, sedangkan tubuhnya tetapi tubuhnya tetap di tempat tidur dan melalui mimpi, karena mimpi para nabi adalah haq. Pendapat ini berdasarkan al-Qur’an surat al-Isra’ ayat : 60, “……. Dan tidak kami jadikan mimpi yang kami perlihatkan kepadamu kecuali sebagai fitnah ( cobaan ) kepada manusia ….“
- Pendapat jumhur ( mayoritas ) ulama’ : bahwa Isra’ Mi’raj Rasulullah dengan “ruh dan jasad”. Dalam hal ini ada beberapa alasan :
- Firman Allah “ Maha suci Allah yang menjalankan “abdihi”(hamba-Nya)…” Kata ‘abdihi’mengandung arti ruh dan jasad, bukan hanya ruh saja. Jika yang dimaksud ruhnya saja niscaya disebutkan dengan ‘ruhihi’.
- Dalam beberapa hadits Nabi disebutkan dengan kisah pertemuan Rasulullah dengan kabilah Quraisy yang sedang pergi ke Palestina.
- Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah mukjizat. Kalau hanya dengan ruhnya saja banyak orang bisamelakukan, tentu tidak aneh lagi, sedangkan mukjizat adalah kejadian yang di luar kebiasaan manusia yang dianugerahan Allah kepada para nabi.
- Waktu kejadian Isra’ Mi’raj Muawiyah masih kafir dan ‘Aisyah masih kecil. Maka akurasi pendapat keduanya msih diragukan. (Tafsir al Qurthubi tentang surat al-Isra’ ayat : 1, kitab Al Syifa’ lil Qodli ‘Iyadh)
Kesimpulannya, Isra’ Mi’raj Rasulullah bukan mimpi dan juga bukan hanya dengan ruhnya saja, tetapi dalam keadaan sadar dengan jasad dan ruhnya karena ini mukjizat yang tidak mungkin ada orang yang bisa menirunya. Wallahul a’lam bisshowab