Pertanyaan :
Ada kejadian pengusiran kelompok islam di Lombok beberapa waktu yang lalu oleh kelompok islam setempat. Katanya kelompok terusir itu bernama kelompok ‘Ahmadiyah’ atau ‘al-Qodiyaniah’. Saya baru dengar tentang kelompok itu. Tolong ustadz saya mohon penjelasan tentang siapa pendirinya dan dari mana asalnya? Apa ajarannya? Dan bagaimana sikap kita terhadap kelompok itu? Atas penjelasan ustadz saya haturkan banyak terima kasih.
Hosiri,
Perak Timur Surabaya
Jawaban :
Mas Hosiri yang saya hormati, kelompok ‘Ahmadiyah’ atau ‘al-qodiyaniah’, adalah kelompok gerakan yang berkembang sekitar tahun 1900 M. di daratan India dengan prakarsa dari penjajah Inggris yang tujuannya untuk menjauhkan umat islam dari agamanya dan menghilangkan syariat jihad melawan orang kafir, khususnya melawan penjajah Inggris dengan mengatasnamakan “Islam”.
Pendiri kelompok ini bernama Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani, lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M. Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya. Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya. Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah’.
Ajaran Ahmadiyah al-Qodiyaniah yang dianggap menyimpang di antaranya :
- Meyakini bahwa Tuhan itu berkebangsaan Inggris, karena dapat berbahsa Inggeris.
- Meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah ‘al-Masih’ yang dijanjikan.
- Meyakini bahwa Nabi Muhammad saw bukan nabi terakhir tetapi Allah akan terus mengutus nabi sesuai kebutuhan dan Mirza Ghulam Ahmad adalah paling utamanya para nabi.
- Kitab sucinya bukan Al-Qur’anul Karim yang diturunkan kepada Nabi Muhammad tetapi kitab suci mereka bernama ‘al-Kitab al-Mubin’ yang diturrunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.
- Kota al-Qodiyan diyakini sebagai kota suci sebagi kiblat umat islam dan tempat pelaksanaan ibadah haji, karena kota Qodiyan lebih utama dari Makkah dan Madinah.
- Setiap seorang yang mengaku muslim menurut mereka masih dianggap kafir sebelum masuk al-Qodiyaniah
- Tidak disyari’atkannya jihad melawan penjajah dan harus tunduk patuh pada pemerintahan Inggris, karena pemerintah Inggris itu waliulamr menurut nash kitab suci.
Al-Qodiyaniah banyak tersebar di India, Pakistan, Jazirah Arab, Asia tenggara dan lainnya berkat dukungan para zionis dan penjajah serta kegigihan para kholifah dan tokoh-tokoh al-Qodiyaniah. Di antaranya :
- Nuruddin, kholifah pertama pengganti setelah Mirza Ghulam meninggal dunia.
- Muhammad Ali, Amir al-Qodiyaniah di Lahore, penerjemah Al-Qur’an ke bahasa Inggris.
- Muhammad Shodiq, mufti al-Qodiyaniah, pengarang buku ‘Khodim Khotaminnabiyin’
- Basyir Ahmad Bin Al-Ghulam, pengarang buku ‘Sejarah al-Mahdi’
- Mahmud Ahmad bin Al-Gulam, kholifah kedua. Dan banyak lainnya (lihat : al-Mausu’ah al-Muyassaroh Fil Adyan wal Madzahib al-Mu’ashirah. WAMY. Hal. : 389)
Mas Hosiri yang dimuliakan Allah SWT, kalau benar kelompok Ahmadiyah al-Qodyaniah (saya tidak berani menyebut kelompok islam) punya keyakinan sesuai ajarannya yang dijelaskan tadi maka jelas itu tidak sesuai dengan ajaran islam yang sebenarnya dan sikap kita hendaknya tidak mempercayai, tidak mengikuti dan jangan gampang terpedaya dengan tipu dayanya. Karena Allah tidak sama dengan makhluknya dan bukan berkebangsaan Inggris, Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi lagi setelah Nabi muhammad, kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an al-Karim yang diturunkan kepada Nabi Muhammad bin Abdillah, Ka’bah kiblat umat islam Makkah dan Madinah adalah dua kota suci tempat melaksanakan haji dan ziarah, seorang dianggap muslim kalau sudah membaca dua kalimah syahadah dan jihad itu disyari’atkan untuk menolak kedzoliman dan itu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW serta tidak boleh taat kepada seorang makhluk yang mengajak maksiat kepada Allah SWT. wallahu a’lam bisshowab.