PERTANYAAN :
Dalam ilmu bahasa, ada kalimat langsung dan kalimat tak langsung. Lalu apakah kalimat Bismillahirrahmanirrahim dalam Al-Quran itu kalam (kalimat) langsung Allah? Atau kalimat tidak langsung yang ditirukan Nabi Muhammad SAW ketika malaikat Jibril menyampaikan?
Umar Faruq,
Aktivis Remaja Masjid di Surabaya
Jawaban :
Mas Umar Faruq yang saya sayangi, Al-Qur’an ialah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, merupakan mukjizat dan jika membacanya dicatat sebagai ibadah.
Nabi Muhammad saw, menerima ayat Al-Qur’an secara berangsur-angsur selama 23 tahun, ada yang melalui perantara malaikat Jibril dan ada yang langsung tanpa perantara. Semua ayat dalam Al-Qur’an dari surah al-Fatihah sampai Al-Naas adalah murni firman Allah SWT yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak ada satu katapun yang dicampuri ucapan Nabi Muhammad. Semua otentik persis seperti apa yang diterima oleh Nabi Muhammad baik itu lafadz, uslub, dlomir dan lainnya.
Allah sendiri menegaskan dalam Al-Qur’an surat al-Najm ayat : 2-3, “ Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanya wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (Mabaahits fi ‘Ulumil Qur’an, Manna’ al-Qotthon)
Ayat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad ketika menyebut nama Allah ada yang berbentuk orang pertama (mutakallim). Contohnya, Inna nahnu nazzalnadz dzikro waa inna lahu lahaafidzuun. Inna nahnu artinya sesungguhnya kami (Allah). Allah menyebut diri-Nya dengan bentuk orang pertama (mutakallim). Kadang juga Allah mencontohkan kepada umatnya dengan ucapan bentuk orang kedua (mukhothob). Contohnya, Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Iyyaka, artinya hanya kepada-MU, kaa atau anta adalah bentuk orang kedua (mukhothob). Ada juga yang bentuk orang ketiga (ghoib), contohnya, Innahu huwassami’ul bashiir. Innahu huwa artinya sesungguhnya DIA, bentuk orang ketiga (ghoib). Disamping Allah menyebut diri-Nya dengan isim dlomir (kata ganti) juga Allah menyebut diri-Nya dengan kalimat langsung (isim dzohir), contohnya. Qul huwa Allahu ahad Allahusshomad.
Mas Umar Faruq yang saya kasihi, jadi kalimat “bismillahir rahmanirrahim” dalam Al-Qur’an itu kalimat langsung persis seperti apa yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad dan bukan Nabi Muhammad merubahnya dari isim dlomir ke isim dlohir. Sekali lagi semua ayat dalam Al-Qur’an secara tekstual persis dengan apa yang diterima oleh Nabi Muhammad tidak ada satu hurufpun yang dirubah atau dilupakan, karena Al-Qur’an itu dijamin keasliannya oleh Allah SWT sampai akhir masa.
Semoga Mas Umar terus mengkaji Al-Qur’an baik itu cara membacanya yang baik sesuai tajwidnya, memahami isi dan kandungan Al-Qur’an secara benar melalui para mufassiriin waa mujtahidiin dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amiin