“Orang tua harus selalu menjalin kedekatan dengan remaja dan memperhatikan perubahan yang terjadi anak-anak yang memasuki usia remaja”.
CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Menurut para ahli, sekurangnya ada 6 ciri perubahan pada remaja yang menjadi alasan kenapa remaja perlu diarahkan dan dibekali dengan pendidikan dan berbagai informasi yang baik dan benar seputar masalah keremajaan pada umumnya dan kesehatan reproduksi pada khususnya. Ciri perubahan itu ialah:
- Dorongan untuk berdiri sendiri dan dihargai;
- Krisis identitas;
- Sikap memberontak dan agresif;
- Kecenderungan untuk menggabungkan diri dalam kelompok;
- Perkembangan seksual dan daya tarik pada lawan jenis, dan
- Masalah perbedaan value-judgment (ukuran penilaian) antara remaja dan orangtua.
Kesehatan Reproduksi dapat diartikan sebagai suatu kondisi sehat yang bukan saja berarti bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi lebih jauh, sehat yang dimaksud adalah termasuk sehat secara mental dan sosial berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Sistem reproduksi pada remaja meski telah dapat berfungsi sejak mulainya masa purbertas, tapi untuk menjalani kehidupan perkawinan diperlukan persyaratan lain, terutama keseimbangan faktor fisik atau biologis yang ditopang dengan faktor mental.
Kesehatan reproduksi remaja sering terganggu akibat gaya hidup yang tidak sehat, perilaku hidup yang bebas tanpa batas, atau terperosok ke dalam lingkungan pergaulan yang salah. Untuk itu, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang berbasis pada agama perlu diajarkan bagi remaja sejak dini untuk mempersiapkan diri menghadapi pengaruh negatif informasi yang bebas dan mendunia.
Proses reproduksi yakni “proses melanjutkan keturunan” merupakan kodrat kehidupan yang suci dan harus berlangsung dalam bingkai norma dan nilai-nilai akidah dan syariat yang diajarkan Allah sebagai pedoman hidup bagi umat.
Dewasa ini gangguan paling serius dan paling membahayakan terhadap kesehatan reproduksi remaja di Indonesia adalah:
- Pergaulan bebas yang menjurus pada kebebasan seks (hetero seksual dan homoseksual).
- Hamil sebelum nikah.
- Aborsi (menggugurkan kandungan akibat kehamilan yang tidak disengaja atau tidak inginkan)
- Penggunaan narkoba dan zakat adiktif lainnya.
- Penyebaran virus HIV/AIDS sebagai bahaya yang mematikan.
Penyimpangan sikap dan perilaku remaja yang meresahkan orang tua dan masyarakat, seperti disebut di atas, tidaklah terjadi secara tiba-tiba, akan tetapi melalui proses panjang yang mendahuluinya. Hal demikian kadang kurang disadari oleh para orang tua karena kurangnya perhatian dan kedekatan dengan anak, berbagai kesibukan di luar rumah yang menghabiskan waktu, ketidakharmonisan dalam keluarga, atau karena pengetahuan yang minim tentang perkembangan remaja.
Menarik disimak kesimpulan sebuah penelitian terhadap anak-anak bermasalah di Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya gangguan kepribadian dan penyimpangan perilaku, misalnya tendensi homoseksual, paranoid, atau kepribadian ganda, dan berbagai tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, setelah ditelusuri penyebabnya lebih banyak disebabkan karena anak-anak atau remaja itu semasa kecilnya tidak menemukan figur contoh bapak yang baik dan membahagiakan keluarga.
Ulama Timur tengah Yusuf Al ’Azham ketika diundang menyampaikan orasi di hadapan para pembesar kerajaan Kuwait dengan judul Dari Mana Lahirnya Generasi Muslim menjawab pertanyaannya itu di dalam uraian yang lugas dan menarik, ditegaskannya bahwa dari rumah tangga yang taat beragama, dari ibu bapak yang beribadah dan beragama, barulah dapat muncul angkatan muda Islam. Tidak mungkin dari ibu dan bapak yang tidak shalat, yang tidak tahu jalan ke masjid. Tetapi lebih mengetahui jalan ke night club, akan lahir anak-anaknya yang akan menjadi angkatan muda Islam.
Untuk orang tua harus menciptakan dan memelihara kehidupan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Di samping itu orang tua harus selalu menjalin kedekatan dengan remaja dan memperhatikan perubahan yang terjadi anak-anak yang memasuki usia remaja.
Mendidik remaja sehat dan berkualitas berarti mempersiapkan masa depan bangsa yang berkualitas. Mendidik remaja sehat dan berkualitas adalah berarti membangun keluarga sehat dan berkualitas sebagai wahana tempat mendidik dan membesarkan anak-anak dengan pola asuh yang benar. Islam dalam hal ini telah meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan hidup berkeluarga sebagai tempat lahirnya keturunan yang sehat lahir batin untuk mengemban tugas dan tanggung jawab pembangunan umat yang akan datang.
H.S.M. Nasaruddin Latif dalam buku Membangun Keluarga Muslim mengatakan, manakala kehidupan dalam keluarga itu berjalan baik dan sejahtera, bukan saja kita memperkuat bangsa dan negara kita di waktu sekarang, tetapi pada hakikatnya kita telah mempersiapkan tunas-tunas bangsa atau putera-puteri umat kita, yang akan mendukung agama dan kehidupan serta kekuatan bangsa dan negara kita di masa-masa mendatang. Sebab, anak-anak kita yang masih kecil-kecil di waktu sekarang, mereka itu insya Allah akan menjadi ayah bunda pula oleh generasi-generasi kita di masa depan. (Adm)