CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Tak ada makhluk di muka bumi yang diciptakan secara sia-sia. Demikian juga hukum Allah Swt. Tak ada perintahNya atau LaranganNya kecuali karena ada hikmahnya, baik berupa ibadah maupun muamalah. Hanya saja, adakalanya hikmah itu dapat dirasionalkan dan kadangkala tidak dapat dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Setiap maksiat (keburukan) pasti menimbulkan mudharat (bahaya) pasti meghasilkan manfaat. Termasuk perintah ibadah puasa pasti ada banyak hikmahnya, sebagian diketahui dan sebagian tidak dapat diketahui.
Diantaranya hukamah ibadah puasa yang dapat dimengerti oleh akal manusia. Pertama, puasa dapat mensucikan jiwa untuk selalu taat kepada perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya. Saat orang melaksanakan ibadah puasa maka ia telah rela meninggalkan yang halal bagianya demi mentaati perintah-Nya. Rasulullah Saw bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada pada genggaman-Nya, sungguh aroma mulut orang yang sedang berpuasa menurut Allah Swt lebih harum dari pada semerbak minyak misik. Orang yang sedang berpuasatelah meninggalkan mekanannya, minumannya dan syahwatnya karena Allah Swt. Setiap perbuatan anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Sungguh ibadah puasa adalah untukku dan aku akan membalasnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, puasa dapat menjaga dan mengobati penyakit raga dan jiwa, tetapi lenih utama adalah terapi untuk kesehatan jiwa. Sebagaiman yang kita ketahui bahwa manusia tercipta dari tanah liat sebagai symbol kehinaan juga terdiri dari ruh yang ditiupkan oleh Allah Swt. Jika umat manusia lebih dominan pengaruh tanah litany maka cenderung berbuat yang rendah dan hina, demikian juga ketika ruh lebih dominan, maka manusia akan mencapai keilmuan yang tinggi. Allah Swt. Berfirman: “ Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (Neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal Saleh.” (Qs. Al-Tin/95:4-6).
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ . إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Ketiga, puasa dapat melatih keuletan, kegigihan dan kesabaran. Tidak ada capaian apapun oleh seseorang kecuali karena kemauannya yang tinggi. Tidak mungkin dapat cita-cita yang tinggi tanpa kesabaran dalam meraihnya. Tidak mungkin menggapai kebaikan tanpa kesabaran untuk meninggalkan maksiat dan kemungkaran. Rasulullah Saw. Bersabda: “ Puasa tiga hari puasa pada setiap bulan, sama dengan puasa satu tahun” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, gejolak hawa nafsu adalah pendorong seseorang untuk berbuat asusila. Banyak terjadi kehidupan seks bebas sehingga menimbulakan penyakit menular karena prilaku seks bebas yang menyimpang. Sedangkan ibadah puasa telah terbukti sebagai terapi untuk membuang gejolak syahwat dan mengendalikannya. Bahkan ketika anak muda yang tidak mampu menikah maka terapinya adalah puasa. Rasulullah Saw. Bersabda: “ Barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu maka hendaklah menikah. Jika belum mampu menikah maka hendaklah berpuasa karena dengan berpuasa dapat menjadi terapi peredamnya.”
Kelima, puasa dapat mengasah rasa syukur dan merasakan betapa berharganya karunia nikmat-Nya. Saat orang melaksanakan ibadah puasa dapat merasakan betapa pedihnya rasa lapar dan haus sehingga terasa berharganya nikmat makan dan minum. Sebab, suatu nikmat akan lebih terasa nikmat setelah nikmat itu hilang. Puasa dalam waktu tertentu dapat mearasakan betapa berharganya hilangnya nikmat makan, minum dan syahwat dikaruniakan Allah Swt.
Keenam, puasa yang berlaku umum kepada semua umat islam dapat menjadi pelajaran penting betapasemuanya dapat merasakan kemiskinan dan kekuarang dalam waktu tertentu meskipun diantara mereka berkecukupan. Ibnu Al-Humam berkata: “Saat berpuasa seseorang merasakan betapa pedihnya lapar dan haus, maka saat itu dapat mengasah asah kasih sayang dan menyayangi kepada kaum fakir dan miskin.”
Ketujuh, puasa dapat mengangkat derajat manusia menuju ketakwaan yang sejati. Sebab saat berpuasa telah melatih organ tubuhnya dan batinnya untuk meninggalkan prilaku tak terpuji dan mengasah ketakwaannya.
Ramadhan pada dasarnya adalah balai pelatihan yang mendidik dan melatih umat muslim menjadi manusia yang utuh. Pelaksanaan ibadah puasa dapat meremajakan organ tubuh yang mulai layu dapat mempertebal keimanan sehingga mudah menggapai predikat orang yang bertakwa (Muttaqin). (Adm)