CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Peletakan Batu Prtama Pembangunan Madrasa SMP Pesantren Cendekia Amanah, Santunan Yatim, Tunanetra dan Dhu’afa.
Laporan ini tergolong terlambat karena sudah dilaksanakan pada minnggu, 20/5/18 bertempatan dengan 4 Ramadhan 1439 H. Ada sedikit pertimbangan di hati untuk publish kegiatan ini. Tapi akhirnya saya tekatkan untuk diumumkan barangkali ada manfaatnya. Rangkaian acaranya pun juga lima deret.
Hari minggu itu dimulai dengan khataman Qur’an di Auditorium Masjid Pesatren oleh Jami’atul Qurra’ wal Huffazh PC NU Depok. Diharapkan di Ramadhan bulan al-Qur’an kita mendapat barokah kitab suci sehingga lingkungan pesantren “bersih” dan pembangunannya lancar. Amin.
Sore harinya Pesantren Cedekia Amanah mewisuda 75 orang yang telah diberantas dari buta al-Qur’an (BBQ). Mereka terdiri dari anak jalanan, panti asuhan, masyarakat kampung, dan perkantoran. Program ini adalah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh asatidz yang ditugaskan untuk mengajar orang-orang yang masih belum bisa baca al-Qur’an. Program BBQ dengan metode Mama Papa untuk baca al-Qur’an ini bekerjasama dengan Pegadaian Syariah untuk biaya-biayanya sehingga yang belajar digratiskan
Kemudian acara dilanjutkan dengan memberi santunan kepada 150 orang yang terdiri dari 25 tunanetra, 75 anak ya tim dan 50 dhu’afa. Santunan ini murni dari masyarakat, sdgkan Pesantren hanya memfasilitasi penyalurannya.
Menjelang buka puasa adalah acara peletakan batu pertama madrasah SMP Pesantren Cendekia Amanah. Acara ini diawali oleh do’a yang dipimpin oleh teman sealumni Pesantren Sidogiri, KH Misbahul Munir. Kemudian peletakan batu pertama dilakukan oleh Pak Aries Musftie (anggota KEN), Pak Rizqullah (Manta Dirut BNI Syariah), Camat Kali Mulia, dan Kiai Syukran Makmun bersama teman-teman.
Pendidikan SMP Pesantren yang insya Allah akan dibuka tahun 2020 ini berkeinginan untuk menyiapkan kader bangsa yang berkarakter seperti yang diinginkan oleh Rasulullah saw.
1. Manuusia yang berilmu, mengamalkan dan memperjuangkan kebenaran, dan atau
2. Menjadi pengusaha dan saudagar yang dermawan dan membantu perjuangan di jalan Allah.
Sisa waktu jelang buka diisi dengan siraman Rohani yang disampaikan oleh KH Syukran Makmum. Ada pesan yang terus terngiang-ngiang di hati: “Klo tak ada nilai lebih dari sekolah yang ada, khususnya sekolah negeri maka Kiai Cholil Nafis tak perlu capek-capek bikin sekolah dan pesantren”. Artnya sekolah ini harus menjadi pilihan untuk mencetak kader.
Walhamdulillah tepat waktu pas maghrib dengan disiplin serentak berbuka puasa bersama seraya hujan mengirinya. Takjil dan hidangan nasi nuansa Timur Tengah dihidangkan. Tak lupa bekal pulang disisipkan buku tulisan saya dan sarung Wadimor “tentu sarung kita” kepada 400-an sahabat yang hadir.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya acara dimaksud, Syukran kepada teman-teman yang hadir ikut mendoakan dan semua donatur yang mengikhlaskan sebagian hartanya untuk didermakan. (Adm)