CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis menyampaikan bahwa tokoh agama merupakan sosok panutan umat. Oleh karena itu ia harus berperilaku baik, termasuk menghargai pemahaman agama pihak lain.
Pernyataan ini menanggapi sikap Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang menolak salah satu ulama, Khalid Basalamah, mengisi ceramah di Masjid KH. Hasyim Asy’ari, Jakarta.
“Seorang ustad atau tokoh agama perlu wise (bijak) dalam menyampaikan pesan-pesan agama karena keragaman paham sebagai sebuah fakta,” kata kiai Cholil kepada cholilnafis.com, Sabtu (5/5).
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini, jika Khalid merasa tidak sependapat dengan pandangan Nahdlatul Ulama (NU), maka sedianya disampaikan secara baik-baik, tidak dengan menyampaikan langsung kepada umat. Sehingga tidak muncul penolakan dari umat NU seperti yang terjadi pada saat ini.
“Jika tidak sependapat sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik dan menghormati perbedaan agar tidak mendapat penolakan dari komponen bangsa lainnya,” kata Kiai Cholil.
Kiai Cholil juga mengingatkan kedua pihak tidak memperuncing perbedaan pandangan dan sama-sama menahan diri. Sehingga tidak muncul kegelisahan pada umat.
“Setajam apapun perbedaan harus sama-sama menahan diri agar iklim keberagamaan masyarakat tetap kondusif, dilakukan dialog, dan saling silaturrahim,” kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat Kiai Cholil Nafis.
Senada dengan mantan Katib Aam Pimpinan PBNU Malik Madani mengatakan sedianya penolakan GP Ansor bisa menjadi jalan introspeksi bagi Khalid.
Menurut Wakil Ketua Umum MUI Yogyakarta ini, seorang ulama harus menyampaikan pesan yang mempersatukan umat, bukan justru membuat keresahan dan menimbulkan pertentangan.
“Jadi ini saya kira ini menjadi bahan instrospeksi. Mengapa ada pihak-pihak yang menentang. Kan ada banyak dai tapi kenapa hanya Khalid yang menyampaikan hal demikian,” kata Malik yang kini menjadi Pengurus Mustasyar dan Syuriah PWNU Yogyakarta.
Sebelumnya, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Gus Yaqut Cholil Qoumas menyatakan tidak setuju jika Khalid Basalamah mengisi ceramah di Masjid KH. Hasyim Asy’ari, Jakarta. Gus Yaqut menyebut dakwah yang disampaikan Khalid kerap bertentangan dengan ajara NU.
Gus Yaqut mengatakan, pemberian nama Hasyim Asy’ari terhadap masjid raya itu, merupakan penghormatan atas jasa-jasa Kiai pendiri NU. Oleh karena itu, Yaqut juga berharap DKM Masjid KH. Hasyim Asy’ari menolak permohonan izin yang disampaikan panitia acara untuk menggunakan masjid tersebut.
“Saya berharap, pengurus Masjid KH. Hasyim Asy’ari menolak permohonan itu,” tutur Yaqut.
Yaqut menegaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud melarang seseorang untuk berdakwah. Sebaliknya, dia meminta kepada pendakwah agar tidak menyalahkan apa yang diyakini orang lain. Dalam hal ini, warga NU khususnya. Oleh karena itu, jika tetap ingin menggelar acara maka sedianya dilakukan di masjid lainnya.
Diketahui, Tim Kajian Ilmiah Pegawai (TKIP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menghelat kegiatan tabligh akbar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1439 H. Dalam acara itu, Khalid Basalamah direncanakan memberikan ceramah di hadapan pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta di Masjid KH. Hasyim Asy’ari, Jakarta pada Minggu (6/5).
Permohonan penggunaan Masjid sudah dikirim oleh panitia penyelenggara. Namun, hingga kini belum ada pemberitahuan resmi apakah pihak masjid memberikan izin kepada panitia penyelenggara. (Adm)