Pertanyaan :
Ustadz, sebagian masyarakat di tempat kami mengadakan amalan-amalan tertentu untuk menolak bencana yang akan terjadi pada Rebu terakhir di bulan Shofar, mereka menyebutnya “Rebu Wekasan”. Yang ingin saya tanyakan, apa ada dasarnya dan bagaimana menurut islam ? Atas jawaban ustadz saya haturkan terima kasih.
Ali Murtadlo, Merakurak Tuban
Jawaban :
Pak Ali Murtadlo yang saya hormati, sebagian orang mempunyai keyakinan bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Shofar itu hari nahs yang akan turun 320.000 bencana, hari itu disebut “Rebu Wekasan”. dari itu mereka tidak berani mengadakan acara hajatan tertentu dan bepergian karena takut celaka. Untuk menolak bencana tersebut mereka dianjurkan melakukan suatu amalan tertentu, seperti membaca suatu bacaan, menulis wafaq dan diletakkan di bejana yang berisi air kemudian diminum, bahkan ada yang menganjurkan salat empat rakaat untuk menolak bala’.
Pak Ali Murtadlo, keyakinan yang pesimistis seperti itu sudah terjadi pada zaman jahilyah dan itu dilarang oleh Rsulullah SAW. Dalam hadits riwayat al-Bukhori dan Muslim Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada penularan, tidak boleh meramal dengan burung (tathoyyur), tidak boleh (mempercayai sialnya) burung Haamah dan tidak boleh percaya sialnya bulan Shofar (laa shofaro)”.
Imam Abu Daud mengomentari hadits di atas dengan ungkapan, ”Aku mendengar bahwa orang jahiliyah dahulu memandang sial terhadap bulan Shofar. Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘ Tidak boleh percaya sialnya bulan Shofar’.” (Sunan Abu Daud : 4/18)
Ahli tafsir Syekh Musthofa Al-Maraghy menjelaskan tentang pesimisnya sebagian orang terhadap sebagian hari termasuk Rebu Wekasan sbb : “ Dan adapun apa yang diceritakan orang tentang adanya sebagian hari yang membawa sial, maka cerita itu tidak benar sama sekali.” ( Tafsir al-Maraghi. Jilid 9 hal. : 78)
Seorang ahli hadits dari Syria Imam Ismail Muhammad al-‘Ajaluny al-Syafi’i menjelaskan : “Kesimpulannya, bahwasanya merasa takut dengan adanya hari Rabu di akhir bulan Shofar denga cara tathoyyur dan punya keyakinan seperti akidahnya ahli nujum, maka hukumnya haram yang amat sangat.” ( Kasyf al-khofa wa Muzil Al Ilbas : I/13)
- Hasyim Asy’ari yang dimuat dalam kitab Ahkamul Fuqoha’ menjawab pertanyaan orang tentang Rebu Wekasan, beliau melarang berprasangka jelek terhadap hari Rabu terakhir di bulan Shofar seperti yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.
Pak Ali Murtadlo yang saya hormati. Pesimistis terhadap hari Rebu terakhir di bulan Shofar yang disebut “Rebu Wekasan” itu keyakinan jahiliyah dan tidak ada dasarnya dalam islam begitu juga amalan-amalan tertentu di hari itu tidak ada tuntunan dalam ajaran islam. Tidak ada hari sial, tidak ada bulan sial. semua hari itu baik tapi ada yang terbaik, semua bulan itu baik tapi ada bulan-bulan yang mulia. Jangan mencela masa. Jangan berprasangka jelek kepada Allah, karena Allah tergantung kepada prasangka hambanya. Wallahu a’lam bisshowab.