CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Ada beberapa sifat kekurangan manusia yang justru jadi kebaikan baginya.
Pertama, sifat lupa. Sifat ini adalah kekurangan bagi diri manusia. karena seseorang yang pelupa sulit menjadi orang pintar apalagi cerdas. Sebab bagi pelupa sulit memelihara untuk mengingat pelajaran dan ilmu yang telah diserapnya. Namun, lupa itu jadi kebaikan manusia untuk meninggalkan masa lalu (move on) dan fokus pada masa depan.
Kita bisa bayangkan jika peristiwa kelam dan kekecewaan masa lampau tak mampu kita lupakan sehingga menjadi beban pikiran dan bahkan beban psikologis dalam batinnya. Lupa meskipun sifat kekurangan manusia namun itu menjadi rahmat dalam mengarungi kehidupan.
Kedua, tidak tahu info. semestinya orang yang tidak tahu itu menjadi aib. karena keistimewaan manusia bahkan sampai diangkat sebagai khalifah di muka bumi karena ia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan mengembangkannya untuk kemakmuran bumi.
Tidak tahu menjadi lebih baik. Manakala info itu dapat mengganggu hati dan jiwanya. mengetahui segala hal termasuk yang kurang disukai membuat seseorang kurang nyaman secara psikologis, bahkan kadang merasa bingung dan galau. Di era dunia maya dan media sosial membuat kita mengetahui banyak hal dan kadang info itu tak diperlukan dan menyedihkan.
Ketiga, tidak melihat. Orang buta menjadi istilah bagi orang yg tak melihat. Sifat ini cenderung jadi kekurang bagi seseorang. Namun Allah SWT membatasi seseorang untuk melihat segalanya karena hal itu membuat seseorang pusing bahkan bisa hidupnya tak normal.
Kini mata kita bisa melihat banyak hal yang tak bisa ditangkap langsung oleh bola mata. Dengan media internet maka kita dapat melihat banyak hal yang seharusnya tak perlu dan tak nyaman di lihat. Mata telah melebihi kapasitasnya saat menggunakan media internet sehingga dapat melihat apapun, tetmasuk yang tak layak untuk dilihat. Akibatnya menjadi pusing dan bingung karena yang dilihat melebihi kebutuhan rasio yang dimilikinya.
Lupa, tak tahu dan tak melihat dianggap sebagai sifat kekurangan manusia karena membatasi dari keinginan yang lebih tinggi. Namun di era digital ini, seseorang tak bisa lupa karena semuanya bisa terekam di dunia maya, pengetahuan telah menempel dalam dirinya yang tersimpan di smart phone-nya, dan semua terlihat karena menggunakan media internet. Kadang itu semua digunakan di luar kemampuan dirinya sehingga ia bingung sendiri.
Coba evaluasi, berapa jam dalam sehari anda memegang dan menatap smart phone? coba bandingkan degan alokasi waktu untuk kepentingan profesi dan ibadah anda dalam sehari. Jangan-jangan anda lebih sering menatap dan memegang Hp anda dari pada pasangan (suami/istri).
ttd
KH. M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D
(Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah)