CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-KH Cholil Nafis Lc Ph D, Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok Jawa Barat minta agar para aktivis yang melakukan demo 212 tak mengatasnamakan umat Islam. Apalagi sampai ada alumninya segala.
”Saya mengapresiasi semangat umat yang saat itu tersinggung dengan penistaaan agama (al-Qur’an) yang secara spontan lalu bergerak unjuk rasa sampai dikenal dengan gerakan demo 212,” kata Kiai Cholil Nafis, Minggu (4/3/2018).
Namun ia mengingatkan bahwa demo 212 itu terjadi bukan karena figur tertentu dan juga bukan karena kelompok tertentu tapi spontanitas umat. Karena itu Kiai Cholil Nafis yang Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat itu minta agar demo itu tak dipolitisasi dengan membentuk alumni segala.
”Gerakan 212 jangan sampai menjadi alat politisasi meraih kekuasaan karena yang mengaku pemimpin alumni itu tak mungkin bisa mengatasnamakan 7 juta orang yg unjuk rasa. Mari jadikan semangat itu sebagai kesatuan untuk pemberdayaan ekonomi dan peningkatan sumberdaya manusia umat,” kata alumnus Ibnu Sa’ud Islamic University Saudi Arabia yang kini dosen Ekonomi Syariah di Universitas Indonesia (UI) ini.
Menurut dia, masalah penistaan agama sudah selesai karena pengadilan sudah memutusnya. ”Hukum sudah dijalankan dan semua proses sudah selesai. Meskipun masih ada proses hukum peninjauan kembali (PK). Atau bahkan ada yang belum bisa move on, sebaiknya kita rajut kembali sebagai anak bangsa demi NKRI,” tegas Kiai Cholil Nafis yang pernah mengikuti Short Course Islamic Economic di International Mustafa University Qom, Iran.
Kiai Cholil minta demo 212 tak perlu diperpanjang. ”Apalagi sampai ada alumninya segala, atau bahkan menjadi kelompok politik yang mendukung salah satu calon di Pilkada atau Pilpres. Saya yakin orang-orang yang hadir di 212 sebagian besar karena terpanggil oleh Al- Qur’an dan semangat kerukunan umat beragama, bukan karena figur tertentu,” tegas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Kiai Cholil Nafis yang pernah menjadi visiting scholar di Oxford University, Inggris, itu minta agar umat Islam bersikap dewasa dan tak memanfaatkan momentum untuk kepentingan politik sesaat.
”Mari satukan umat dengan gerakan pemberdayaan dan persatuan agar semangat solidaritas anak bangsa tumbuh subur. Mari rajut kembali persatuan anak bangsa dan jadikan pilkada sebagai ajang kompetisi untuk mengabdi dan mamajukan negeri,” tegasnya. (adm)