CHOLILNAFIS.COM, Jakarta-Seusai mujahadah rutin Sabtu pagi di Pesantren Cendekia Amanah saya bergegas menuju Tanjung Priok masjid Khotmut Taqwa karena dikejar tayang. Ya. Minggu lalu saya tak bisa memenuhi jadwal Program Damai Indonesiaku TVONE krn harus safari di Jawa Timur bersana Kiai Ma’ruf Amin.
Hari ini mengangkat tema ttg keluarga. Tema ini tak pernah lenyap ditelan waktu tapi tetap selalu menarik bahkan meningkatkat rating dan share penonton TV. Sebab semua kita yg berkeluar selalu dihadapkan pada soal hubungan suami istri dan pendidikan anak. Bahkan kadang harus kandas dan berakhir dengan perceraian.
Indonesia ini perceraian terbesar di Asia Pasifik. Rata2 dari tahun 2011-2017 sebanyak 350 ribu gugata cerai pertahun. Berarti setiap harinya ada 959 perceraian dan 40 kali persidangan setiap jam-nya.
Menurut data Badilak Mahkamah Agung RI ternyata banyaknya perceraian krn masalah ekonomi sehingga melahirkan ketidak cocokan. Menurut Kementerian Agama RI yg paling banyak mengajukan cerai itu perempuan, yaiti 70-an persen gugagatan cerai oleh istrinya.
Ini darurat perceraian di Indonesia. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan mendidik calon pengantin sebelum masuk pada pernikahan. Kita sering menyebur dg menikah tanpa bekal pengetahuan berkeluarga. Perlu tahu hak suami dan istri dan kewajibannya untuk dipenuhi.
Hak Istri yg menjadi kewajiban kepada Suaminya adalah merasakan dan memberi makan sesuai dg kesukaan bersama, memberi pakaian dan saling menutupi kekuarangannya, Jangan pernah mengijek apalagi memukul istrinya, dan jangan pernah pisah rumah (boleh pisah ranjang) krn percekcokan dlm rumah tangga.
Hak suami yg wajib dipenuhi oleh istrinya ialah tak pernah menolak utk diajak tidur bersana, melayani suami dg sepenuh hati, mengikuti perintah suaminya, jangan bepergian tanpa seizin suaminya apalagi memasukkan pria lain ke dalam rumah yg tak dikehendaki oleh suaminya.
Memenuhi komitmet dan saling mengerti inilah menjadi kunci menggaoai keluarga sakinah dg landasan mawaddah dan rahmah.
Tip: Ingatlah pada kebaikan pasangan kita dan lupakan kebaikan yg telah kita lakukan kpd pasangan, Lupakan keburukan yg dilakukan oleh pasangan kita dan ingatlah pada keburukan yg kita pernah lakukan dlm berumah tangga.
Menggapai “rumahku adalah surgaku”.
ttd.
(Cholil Nafis)