Pertanyaan :
Kiai, saya dengar setelah puasa Ramadlan ada puasa di bulan Syawal, yang menjadi pertanyaan saya Kiai, apa keutamaan puasa syawal ? Dan apa harus langsung setelah lebaran secara berurutan atau boleh di pisah-pisah ? Atas jawaban Kiai saya haturkan terima kasih.
Ibu Andin
Waru, Sidoarjo
Jawaban :
Ibu Andin yang saya hormati, orang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadlan kemudian mengikutinya dengan puasa sunah enam hari di bulan Syawal, maka nilai pahalanya sama juga puasa satu tahun. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub al-Anshori bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa berpuasa Ramadlan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan dia puasa setahaun.” (H.R. Muslim)
Itulah keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadlan 30 hari sama dengan puasa satu tahun. Dengan asumsi, 1tahun = 360 hari. 1 bulan Ramadlan + 6 Syawal = 36 hari X 10 = 360 hari (karena setiap 1 kebajikan dilipatgandakan menjadi 10 X)
Ibu Andin, adapun pelaksanaan puasa Syawal apakah harus berurutan dan langsung setelah Idul Fitri? Ada beberapa pendapat Ulama’:
- Imam Ahmad bin Hanbal : Puasa syawal boleh dilaksanakan berurutan dan langsung setelah lebaran (tanggal 2 Syawal) atau secara terpisah-pisah dan tidak langsung, asal masih dalam lingkup bulan Syawal. Keduanya sama tidak ada yang lebih utama antar keduanya.
- Imam Hanafi dan Syafi’i : Yang lebih utama dilaksanakan secara langsung setelah Idul Fitri dan berurutan ( 2 -7 Syawal ) sehingga ada istilah lebaran ketupat pada tanggal 8 Syawal itu merupakan lebaran bagi orang yang puasa Syawal. Namun boleh di kerjakan secara terpisah dan tidak langsung
- Imam Malik : Puasa Syawal itu makruh dilaksanakan, karena khawatir orang awam mengira bahwa puasa Syawal itu termasuk bagian dari puasa Ramadlan. (DR. Yusuf al-Qordlowi. Fiqhusshiyaam : 119)
Ibu Andin yang dimuliakan Allah SWT, kesimpulannya, puasa Syawal itu sunnah dan keutamaanya kalau dijumlah dengan puasa Ramadlan sama dengan puasa setahun. Pelaksanaanya boleh langsung dan berurutan juga boleh tidak asal masih dalam bulan Syawal. Wallahu a’lam bisshowab.